KOMPAS.com - Perekonomian Tiongkok secara umum memang melemah. Namun, empat kota besar di negeri Tirai Bambu ini mampu menunjukkan performa terbaik di antara kota-kota Asia lainnya. Keempat kota tersebut adalah Shenzhen, Guangzhou, Chengdu, dan Tianjin.
Keempatnya menempati posisi teratas Top 10; Best Performing Cities Asia 2014 hasil survei Milken Institute. Menyusul kemudian Delhi, Kuala Lumpur, Beijing, Singapura, Ho Chi Minh, dan Shanghai.
Terpilihnya Shenzhen sebagai pemuncak karena kota ini mengalami transformasi strategis di segala bidang. Terutama lokasi pelabuhannya sebagai keunggulan kompetitif utama dalam menarik perusahaan-perusahaan manufaktur besar skala multinasional.
Sementara Guangzhou, mengandalkan otomotif, elektronik, dan petrokimia yang merupakan tiga industri jangkar. Pendapatan per kapita kota ini hanya berbeda tipis dibanding Shenzhen dengan disparitas 600 dollar AS (Rp 7,1 juta).
Chengdu yang berada di peringkat tiga merupakan bintang baru dalam konstelasi kemajuan perkotaan Tiongkok. Dalam banyak hal, ibu kota provinsi Sichuan ini sukses membangun generasi kedua. Pemerintah kota mengadopsi strategi pembangunan ekonomi "go west" dan menawarkan insentif bagi investor untuk membangun Chengdu.
Keberhasilan Chengdu dinilai telah mengubah posisi ekonominya selama lebih dari satu dekade terakhir dibandingkan dengan kota lainnya. Menurut Milken, Chengdu memiliki prospek cerah menjadi kota utama dunia dalam berbagai kategori.
Sedangkan Tianjin, diuntungkan oleh keberadaan pelabuhan terbesar keempat di Tiongkok yang terletak di Teluk Bohai. Tianjin berubah menjadi salah satu kota yang paling pesat pertumbuhannya sejak 2000.
Milken menulis, keempat kota tersebut secara mengejutkan mengalahkan kemajuan Beijing di posisi ketujuh dan Shanghai di tempat kesepuluh sebagai pusat aktivitas pemerintahan, ekonomi, keuangan, dan bisnis internasional. Namun, karena keempat kota ini memiliki daya saing tinggi terutama dalam industri strategis dan tenaga kerja terampil, mampu mencatat nilai tinggi dalam indeks Best Performing Cities.
Milken Institute sendiri merupakan sebuah lembaga nirlaba, tangki pemikiran ekonomi non-partisan, yang bekerja untuk meningkatkan kehidupan dengan menawarkan solusi ekonomi dan kebijakan inovatif.
Best Performing Cities Asia Index merupakan karya tahunan perdana Milken segera setelah pembentukan Milken Institute Asia Center di Singapura pada 2013. Metode yang digunakan dalam menentukan indeks ini, adalah hasil adaptasi dari Best Performing Cities Amerika Serikat. Pengukuran dilakukan secara obyektif terhadap kota-kota besar di Asia menyangkut kinerja ekonomi, lapangan pekerjaan, upah buruh dan pertumbuhan industri.
"Di atas semua faktor itu, penciptaan lapangan kerja yang mendorong pembentukan dan perluasan kelas menengah di kota-kota paling dinamis di Asia, yang kami sorot. Indeks berbasis ekonomi perkotaan yang mampu menciptakan transisi, berkelanjutan, dan menunjukkan tingkat pertumbuhan nilai yang lebih tinggi," ujar Chief Research Officer Milken Institute, Ross Devol.
Best Performing Cities Asia Index, lanjut Devol, mengukur tingkat pekerjaan, pendapatan rumah tangga dan industri sebagai nilai tambah selama lima tahun (2008-2013) untuk menyesuaikan variasi ekstrim dalam siklus bisnis. Hal ini juga mencakup kinerja satu tahun terakhir kota-kota yang disurvei di kawasan Asia. Tidak termasuk perbandingan biaya hidup atau kualitas hidup.
0 komentar:
Posting Komentar